Label

Si Kecrek, Bermake Up Tebal

Sabtu, 19 April 2014






@@@@

Semilir angin malam saat itu mendayu begitu indah. Suara-suara jangkrikpun tak mau kalah ternyata. Mereka bersautan penuh semangat. Rembulanpun tampak begitu ramah menyambut kehadiranku. Kuhirup sejenak udara malam itu. Aku tersenyum merekah. Perlahan ku regangkan  sebuah meja kecil di teras rumahku. Ya .. ini adalah salah satu kebiasaanku. Belajar di teras rumah. Cukup aneh bukan?? . Mungkin, disaat yang lain lebih memilih belajar di dalam kamarnya, ditemani dengan alunan musik klasik yang menenangkan. Berbeda denganku, aku lebih memilih belajar di teras rumah. Menyendiri, seraya mengahadirkan energi-energi positif dari gempitanya malam saat itu.

Tidak hanya semilir angin dan suara jangkrik yang terdengar menyelimuti telingaku, suara lalu lalang orang di depan rumahku juga tak luput dari pendengaranku. Namun, aku tak terlalu menghiraukannya. Karena aktivitasku saat itu adalah "belajar". Fokus. Fokus, dan Fokus !!!

Di tengah kediamanku saat berkomunikasi dengan lembaran-lembaran ilmu itu, terdengar suara gaduh bocah-bocah kecil. Suara gaduh bocah itu kian mencuat, hingga terdengar sekali ditelingaku.

"lari wooooy ..." Ucap sang bocah.

Kurang lebih begitulah yang diucapkan salah satu bocah itu. Aku cukup penasaran, tapi ternyata soal-soal dalam buku lebih membuatku penasaran ketimbang mencari tau alasan tentang bocah tadi. Kuabaikan. Kulanjutkan kembali kegiatan belajarku.

tiba-tiba ....

kreeeeaaak ... (suara pagar rumah terbuka)

"Crek ... Kecreek.. Kecreeek .., permisi mbaa maaf ganggu ... "

          Bulu roma ku selalu saja naik tegang sasaat mendengar suara yang menurutku (aneh) itu. Bukan suara kecrekan itu yang ku maksud. Bukan pula suara itu yang menjadi penyebab keteganganku. Tapi, tapi sang penggenggam kecrekan itulah penyebabnya. Beliau dengan tubuh gagah, berpenampilan bak gadis cantik nan jelita. Paras wajah terselimuti warna-warni makeup, yang bila kita ukur sepertinya dapat mencapai ketebalan 5 centimeter. Beliau bergoyang ke kanan ke kiri, membuatku tak bisa berkutik. Siapakah beliau??? Ku harap kalian semua paham maksud dari ciri-ciri yang ku sebutkan.
          Aku diam. Namun, perlahan berdiri dari tempatku duduk, mencoba meraih gagang pintu. Kemudian aku mengambil langkah seribu masuk ke dalam rumah. Ya .. aku meninggalkan orang itu tanpa permisi. Tak sopan sekali diriku ini. Entahlah akupun bingung dengan diriku sendiri. Mengapa aku harus tegang? seperti sedang bertemu dengan malaikat pencabut nyawa saja. Tapi itulah yang terjadi saat itu.

Saat di dalam rumah ....

Fahmi : "Ada apaan teh?"
Ayah : "kenapa teh? kok mukanya tegang gitu?"
Aku : "ada banci .... bbbbrrrrr >.<"

Ku lihat fahmi berjalan ke arah jendela. Sepertinya dia sedang memastikan perkataanku.

Fahmi : "mana bancinya? orang ga ada .."
Aku : "yaaa udah pergilah, orang tadi teteh langsung kabur"
Fahmi : "nagapain kabur sih? sama banci aja takut"
Aku : "bukan takut, tapi geli -_- "
Fahmi : "sama aja .."
Aku : "fiiiiuuuuh .."

Alhasil belajarku pada malam itu gatot, alias gagal total. Tak hanya adikku yang menertawakanku, ternyata kakaku juga turut menertawakanku perihal banci yang datang ke depan rumah sambil bergoyang-goyang (aaaaaah ga mau dijabarin >.<) .

Diawal ku pikir ini hanyalah ketakutan yang bersifat sementara. Namun ternyata berkelanjutan dan mampu menyerang sebagian episode kehidupanku...

@@@@@
Dihari-hari berikutnyapun "Banci Effect's" itu kian meracuni otakku. Aku semakin takut bila bertemu dengan banci. Jangankan banci, untuk mendengar suara kecrekannya saja sudah membuat bulu kudukku berdiri. Membuat aliran darahku panas dingin.

Banyak kejadian-kejadian lucu yang sering kali terjadi. Seperti kejadian saat SMA dulu ... , kurang lebihnya seperti ini :

Aku : gue pulang duluan ya ...
Temen 1 : loh ga mau barengan?
Aku : gue mau cepet pulang hehe ..
Temen 1 : ohh yaudah

Akupun berjalan meninggalkan teman-temanku. Melewati gerbang sekolah. Terus berjalan hingga hampir sampai di gapura jalan raya. Namun, sebelum sampai di gapura aku melihat 'makhluk' itu lagi. Alhasil aku balik badan, dan aku mundur kembali ke sekolahku. Disana masih ada teman-temanku.

Teman : loh kok balik lagi don?
Aku : di depan ada banci...
Teman : waaaah ..

Entahlah badanku seketika lemas saat itu. Aku tetap bersembunyi di dalam sekolah. Sedangkan teman-temanku mencoba mengecek apakah banci itu masih berkeliaran di depan sekolah atau tidak. Dirasa cukup aman, teman-temanku mencoba menghiburku. Walaupun hiburan itu pasti akan berimabas malu pada diriku sendiri ... -_-

Itu salah satu cerita dari semua cerita tentang ketakutanku dengan banci. Aku pikir dengan pindahnya diriku ke Bandung, dapat mengurangi rasa takutku. Tapi ternyata tidak. Rasa takutku kian mencuat >.<
Setiap bertemu banci disekitar kosan, pasti aku selalu bersembunyi. aaaaaaahhh seperti seseorang yang jatuh cinta saja -_- , tapi ini berbeda, aku menghindar bukan karena gugup tapi karena takut. yaaa.. takut dengan dandanan anehnya itu .. :(

@@@@@
Cerita selanjutnya ....

Suatu ketika aku keluar kosan untuk mencari sesuap nasi (alias membeli makan). Disaat aku usai membeli sekantong makanan. Akupun bergegas pulang. Saat diperjalanan, aku melihat banci berada cukup jauh dari tempatku berdiri, Tapi tetap saja itu membuat bulu kudukku berdiri. Kosanku terletak di daerah geger asih. Akibat fobiaku dengan banci. Saat perjalanan pulang waktu itu, aku lebih memilih melewati jalan yang memutar (muter lewat gersun 1 keluar ke gersun 2), karena saat itu sang banci sedang beraksi di tengah lurusan antara jalan raya gersun 1 dengan gersun 2. Mungkin, bagi orang yang mendengarkan ceritaku ini akan mengucapkan :

"lebay banget si lu don, ngapain ampe muter2 gitu jalannya. bancinya juga ga kenal lu kali"

Bukan itu. bukan itu. bukan itu. sekali lagi ku katakan bukan itu. Semua itu hadir begitu saja. Rasa takut. rasa cemas. Dan rasa ingin kabur setiap bertemu dengan 'makhluk' itu kian menghantui. Hingga saat inipun rasa itu tak dapat dikendalikan. Meskipun banyak yang memberiku nasihat untuk membuang rasa takut itu. Namun tetap saja. Lagi lagi takut itu muncul sesaat banci itu berada disekitarku.  Oleh karena itu, suara kecrekan selalu menjadi tanda bahwa ada banci disekitarku. >.<

                                                              @@@@ end @@@@









       


0 komentar:

Posting Komentar