Label

"Tuhan Tahu Kita Mampu"

Selasa, 28 Januari 2014






Together We Are Strong :)
        Lagu akan ini menjadi salah satu pengingat, bahwa akan selalu ada pundak-pundak yang akan membantu meringankan beban-beban yang ada. Allah kuatkan kita dengan adanya ikatan Ukhuwah ini. Karena Aqidah kita dipertemukan. Karena rasa percaya kita diikatkan oleh cinta dariNya. Ikatan yang senantiasa selalu dalam naungan Rhidonya. Ikatan yang selalu menghantarkan kita pada moment-moment indah. Ikatan yang akan membawa semangat kita naik disaat turun itu melanda. Ikatan yang terlintas membuat kita enggan untuk meninggalkannya. Sahabat, percayalah saat kau terpuruk dan terjatuh pasti akan selalu ada sosok-sosok yang akan melawan keterpurukkan dan keterjatuhanmu. Dan sosok itulah yang kelak membangunkan keterjatuhanmu :)

Antara Mimpi, Pengorbanan, Karya, dan Amal


Percakapan bercanda, yang membuahkan hasil yang bermanfaat :) 

X : Namun sayang apapun yang kau lakukan tak mampu menumbuhkan perhatianku padamu ...

Y : Tak apalah dirimu tak menumbuhkan rasa perhatianmu padaku tapi bagiku menuggu sebuah perhatian darimu adalah sebuah anugerah yang luar biasa indahnya.

X : Menyentuh hati sekali kata2mu, tpi ingat satu hal, jangan menunggu hal2 yg tidak pasti kawan.

Y : Beranilah bermimpi kawan, ingatt harapan itu masih ada, batu sekeras apapun akan terbelah oleh lembutnya sang air

X : Tapi jangan jadikan mimpimu hanya sebatas tulisan di atas pasir pantai. yang saat terkena arus ombak nantinya akan cepat hilang.

Y : Benar apa katamu kawan, tapi akan kutuliskan mimpi itu diatas batu agar tak pernah hilang dalam ingatan

X : Tapi apakah kau yakin tulisan itu akan tetap kekal?? ingat, alam itu amat keras kawan. bahkan superhero pun tak mampu melawannya.

Y : Tanpa keberanian apapun akan takut jika menghadapinya kawan, tapi masukanlah mimpi itu ke dalam     hatimu dan pikirkanlah apa yang membuatmu yakin dan rasakan, superhero boleh lebih kuat tapi hati ini lebih lembut dari apa yang kau kira.

"Surat Cinta Untuk Indonesia"

Selasa, 07 Januari 2014


Dear Negara Tercintaku, Indonesia ...

Indonesia, satu kata itu cukup mempengaruhi ranah hidupku.  Aku lahir di negara itu, dan aku dibesarkan pula di negara itu. Mungkin bukan hanya mempengaruhi ranah hidupku, melainkan ranah hidup rakyat Indonesia yang lain.
Negara tetangga banyak yang mengakatakan, bahwa Indonesia adalah wilayah yang katanya berkependudukan padat, wilayah yang katanya strategis dalam kancah perdagangan, wilayah yang katanya memiliki sumber daya alam utama terbanyak, dan wilayah yang katanya hijau dan sejuk dengan pepohonan rindang serta gunung-gunung yang membentang disetiap dataran tinggi di Indonesia. Namun bila kita telaah lebih jauh kembali, apakah semua itu sudah menjadi realitas saat ini??  Sepertinya semua itu hanya terdengar “katanya” ditelinga rakyat Indonesia. Lantas apa yang sesungguhnya terjadi?? Sepertinya rakyat Indonesia tidak menikmati keindahan Indonesia yang sesungguhnya. Sepertinya, apapun yang dilontarkan dari negara-negara tetangga tersebut seakan-akan hanya kamuflase belaka bagi rakyat Indonesia. Mengapa harus adahal seperti itu wahai Indonesiaku?? Karena sepertinya yang menikmati keindahan Indonesia itu hanya para tuan-tuan berpakaian jas dan berdasi saja, serta nyonya berpakaian dress mewah dengan highheels yang terkadang kita tak sanggup untuk mengukur ketinggian haknya. Miris bukan?? Benarkah Indonesiaku seperti itu??
Mari kita potret ulang, kilas balik Indonesia beberapa tahun silam hingga tahun ini. Kita awali dengan peristiwa tahun 98, peritiwa ini cukup mengegerkan berbagai belahan dunia saat itu. Bila digambarkan, yang teringat oleh banyak orang mungkin hanya terlihat mahasiswa yang kerap turun ke jalan, aksi sana-sini, namun dibalik itu semua sebetulnya dilakukan untuk mempertahankan aspirasinya, memprtahankan keadilan yang sesungguhnya. Saya sempat teringat dengan kata seorang kakak tingkat saya dulu, beliau pernah bertanya kepada saya seperti ini, “apakah tanggapan kamu tentang aksi-aksi mahasiswa yang turun ke jalan?” diawal saya bilang kalau aksi itu “menakutkan”, lantas kaka itu mencoba untuk menengahi, beliau mengatakan bahwa “ mereka (mahasiswa) tidak akan sampai turun ke jalan kalau tidak ada sebabnya, mereka seperti itu karena mungkin ada hak-hak yang tidak mereka dapatkan. Seperti contohnya adalah mungkin aspirasi mereka yang ditolak dengan alasan yang kurang jelas, atau kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak mengandung unsur keadilan.

"SEULAS RINDU" (Part 2)

Minggu, 05 Januari 2014

Berawal dari secarik surat yang ana dapet dari seseorang hari ini,perlahan namun pasti ana mencoba untuk membaca tulisan itu dengan diiringi lantunan merdu “sebiru hari ini”-nya edcoustic. Entah emang ana yang terlalu melankolis atau mata ana yang lagi kelilipan, tiba-tiba turunlah bulir-bulir bening yang jatuh secara perlahan membasahi mata ana (eeh ini ciyuss loh, ga boong!!). pasti readers pada nanya “lebay amat sih, emng isinya tentang apaan sih??”, dan jawabannya itu adalah KALIAN. Setiap kalimat yang tertulis pada secarik surat itu mengingatkan ana dengan kalian. Mengingatkan tentang awal dimana kita dipertemukan dulu. Mengingatkan ana tentang pertemuan kita yang telah Allah rancang sedemikian rupa indahnya. Dipertemukan dalam suatu amanah yang diridhoi Allah SWT (insyaAllah).

Kalian harus yakin karena aqidahlah kita dijadikan saudara, karena imanlah kita dijadikan kawan, serta karena ukhuwahlah kita dijadikan keluarga. Berkaca pada kondisi moral manusia saat ini, ana bersyukur banget banget banget, sebab Allah telah memberikan saya hidayah yang super luar biasa dasyatnya saat SMA dulu. Saya ga tau apa jadinya ketika dahulu saya ga peka untuk mengambil hidayah itu. Mungkin saat ini saya ga akan pernah paham tentang tujuan saya hidup di dunia ini untuk apa. Mungkin saat ini saya masih terombang ambing dibawa arus ombak, yang entah ombak itu mau membawa ana kemana. Mungkin di saat yang lain sudah mulai berlari, saya masih aja berdiam diri tanpa tujuan yang jelas. Mungkin pula disaat yang lain mulai mencoret-coret kertas yang kosong, saya masih aja berdiam diri tanpa tau apa yang akan saya lakukan dengan pensil yang saya pegang dan kertas kosong itu. Hambar, begitulah salah satu rasa yang mewakili tentang diri saya ketika saya blm dapat menyadari hidayah dari Allah yang udah didepan mata itu. Tak berwarna, mungkin itulah gambaran nyata tentang diri saya ketika  belum mengenal kalian.

Semua kisah indah itu berawal ketika awal masuk 12 . awal masuk, saya selaku siswa baru disuguhin dengan orasi2 dari kakak klas saat MOS, katanya sih mereka calon Ketua Umum osis sama MPK . Seinget saya waktu itu smpet ada yang orasi pake becak (betul ga sih hehee). Okeh !! untuk moment orasi yang ini diskip dlu ya hehe, berlanjut ke promosi ekskul pas mos. Pas promosi ekskul, kita para siswa baru dicekokin banyak ekskul. Dari situlah saya mulai galau tingkat dewa mau masuk ekskul apa. Tadinya sempet mau masuk padus,eh tapi ga jadi soalnya ga ada temennya. Sampe pada akhirnya saya di doktrin sama kakak, buat ikut ekskul rohis. Inget banget ketika beliau mengatakan bahwa “Rohis Itu Never Die”, pas kaka saya ngmong kayak gitu, saya Cuma bisa manggut-manggut aja kayak gantungan yang ada dikaca mobil -__- (maklum masih awam). Tanpa pikir panjang lagi akhirnya saya mencoba untuk daftar ekskul rohis. Saya berpikir rohis itu ga akan sibuk-sibuk amat , jadi saya nurut-nurut aja buat masuk ekskul rohis. Oh iya selain promosi ekskul, pas mos jg ada kegiatan yang sangat amat langka saya dapetin disebelum-sebelumnya. Namanya itu mentoring, catet yah M-E-N-T-O-R-I-N-G. Jujur itu pertama kalinya saya mengenal mentoring. Tau kesan pertama saya mentoring??? Rasanya itu deg-degan, takut. Emm, gimana ga takut yang jd tutornya jilbabnya lebar-lebar banget, jd saya ngerasa gimana gituuuuh. Begitulah image jilbaber saat itu di sekolah saya -_- ...




(TO BE CONTINUED ......)

"SEULAS RINDU" (Part 1)



SMAN 12 Jakarta Timur 

Suatu ketika ana ga sengaja melihat foto ini disalah satu album foto seorang akhwat (eh ketauan deh suka kepo :D). Potret sebuah sekolah minimalis. Sekolah siapakah ini? iya betul sekali, ini sekolah SMA tercinta kita ukhti-ukhti solehah. Sekolah yang bersejarah menurut ana  dan menurut kalian juga. Bukan begitu?? Sekolah ini yang pertama kali mempertemukan kita loh  . Sekolah yang mempertemukan kita disebuah komunitas yang luaaaaaaarrr biaaaasaaaa buangeet ngeet indahnya. Inget banget, saat pertama kali ketemu itu ana masih unyu-unyu banget. Tapi sekarang juga masih unyu-unyu kok. Bahkan tambah unyu-unyu hehe ...

Renungan Malam in LDKM 

Peserta Akhwat LDKM 
Kalo foto yang ini masih inget ga??? Masih inget lah yah. Apalagi ada ananya, pasti makin inget . Ini foto saat kita LDKM dulu loh. Kalo ga salah ini foto pasca apel. (iya gasih? Apa sebelum apel yah? Lupa hehe). LDKM, Latihan Dasar Kepemimpinan Muslim begitulah panitia saat itu menyebutnya. LDKM ini gerbang awal ana mengenal  arti sebuah perjuangan. Bukan cuma ana deng, tapi Kita hehe. Apalagi kalo inget mars LDKM saat itu. Rasanya mau nangis kalo dengerin lagu itu T_T  (lebay woooy -_- ).  Ditambah ada yang ngepost video clip lagu itu di group Ashabul Kahfi Jilid II. Jadi semakin teringat moment saat LDKM, dan tentunya moment-moment saat kita bersama di sekolah dulu.  Lagu “Bingkai Kehidupan” memberi kesan spesial disepotong episode kehidupan ana hhe 

Masjid SMAN 12 

Nah kalo foto yang ini gimana??? pasti ga mungkin lupa. hehe 
ini tempat favorit kita buat ngumpul. Bukan begitu? Tempat kita kumpul saat istirahat,dimana saat yang lain belok ke arah kantin, eh kita malah belok kesini (co cweet banget). Tempat kita kumpul saat jam pulang, saat yang lain berbondong-bondong menuju gerbang sekolah, eh kita malah belok kesini. Lagi dan lagi kesini. Entahlah seperti ada magnet disini. Padahal kita beda-beda kelas. Itulah ukhuwah, selalu ada dan akan tetap ada sampai kapanpun. 

Hijab hijau itu saat ini apa kabarnya yah?? Hijab bersejarah tuh hehe. Hijab itu masih infet kita ga yah? T_T . Teringat saat kelas sepuluh dulu, masa-masa masih polos banget (walaupun sekarang juga masih polos sih hehe). Masa dimana masih terlontar pertanyaan “kenapa ngomong sm ikhwannya harus ngucap salam, sambil goyang-goyangin hijab dulu??” .  Jawaban jangka pendek saat itu adalah karena kaka kelas pada ngelakuin itu. Jadi intinya ngikutin kaka kelas. Ckck. Tapi lambat laun kita jadi tau esensi dari adanya hijab ini kan??  . Sayangnya di kuliah udah ga kaya gitu lagi, udah ga goyang-goyangin hijab lagi hehe. Sedikit berbeda perlakuannya. ” Keadaan SMA sm kuliah itu beda” , begitulah salah satu pesan yang pernah dilontarkan kaka alumni saat lagi galau-galaunya mau masuk kuliah , dan ternyata terbukti.  Emang cukap berbeda, dan emang harus ekstra hemmm  -_- 

Balik lagi ke tempat ini yuk. Tempat ini juga jadi tempat favorit kita kalo mau ‘ngelingker’. Walaupun tempat kita ga cuma ini aja sih. Kita kan nomaden, hampir semua masjid udah dicobain (lebay lagi hehe). Kalo ngomongin tempat ini ga akan ada habisnya. Melihat tempat ini selalu inget kalian. Bukan hanya saat melingkar aja, tapi saat dimana kita dinobatkan jadi “Masyur” (Manusia Syuro) -_- .  Tawa, canda, haru, sampe nangispun pernah kita lakuin disin. Cung siapa yang ga pernah nangis disini??? Hehe (malah buka kedok hehe). Jangankan nangis, berantem aja pernah (astaghfirullah) . Tiga tahun itu bukan waktu yang singkat, jadi ga salah kalo banyak kejadian yang unik dan mengaharukan disini.

PELANGI 
Inget yang ini??
ini acara pertama kita waktu kelas sepulu loh. Kalo ga salah nama acaranya itu "PELANGI" . Acara ini pengalaman banget lah. Oh iya acara ini itu sebelum LDKM atau sesudah ya? Lupa -_-  . Yang jelas acara ini keren banget lah. Apalagi yang jadi bendahara acaranya, wiiiihhh keren banget hehe :D

Logo LDKM 

hayo kalo logo yang ini siapa yang buat?? 
Ini logo LDKM saat kita yang jadi panitianya loh. Kalo PELANGI itu acara pertama kita saat masih polos-polosnya, nah  LDKM yang ini jadi proker terakhir kita saat jadi pengurus. bukan begitu?? 
Atau seminar keputrian yang terakhir? (lupa lagi, astaghfirullah -_- )

Pasca PENSIL
Entah kenapa suka banget sm foto ini. Soalnya semuanya ngumpul disini. huhu senengnya :), ini foto pasca acara PENSIL . Siapa yang PJ akhwat waktu itu? (eeeh?? :p) . pokoknya suka sama foto ini. :)

Puncak Bukit Kali Urang 
Kalo untuk foto ini mohon maaf ya yang ga ikut foto disini (kasian deh heh :p) . Ini foto saat di puncak kali urang. Kerenlah pokonya. Tapi sayangya ga semua ikut foto disini  . 
Inti dari tulisan dinote ini pokoknya adalah ana rindu kalian. Rindu masa-masa itu. Masa dimana kita selalu berkumpul. Bukan berkumpul yang hanya menghabiskan waktu dengan sia-sia, tapi InsyaAllah bermanfaat. Rindu tertawa bersama, rindu berantem bersama (eeehh? Walaupun berantemnya cuma satu hari terus besoknya udah baikan lagi hehe), rindu nangis bareng kalian. Hiks hiks hiks.  
Dan satu lagi rindu makan ‘ NU (Nasi Uduk)’ bareng kalian. Yaaah walaupun makan nasi uduk itu adalah kegiatan favorit makhluk2 disebelah hijab sana sih. Tapi tetep jadi favorit kita juga kok hehe 
Satu pesan terpenting dari ana, jangan pernah lupain ana ya. Soalnya  jarang2 punya sodara kaya ana loh hoho :D 

Ini beberapa list lagu yang kadang bikin rindu kalian :
1) Doa robitoh, izzis
2) Sebiru hari ini, Edcoustic
3) Bingkai Kehidupan , SH
4) Jalan Juang, izzis

Ana Uhibbukum Fillah  ......... :)

“Langit Tak Pernah Semu”

“Ra bangun, salat subuh yuk !”

            Suara lembut sahabatku membangunkan tidur singkatku, setelah semalaman suntuk berkutat pada soal-soal takehome dari dosen tercinta. Sebelum tubuh beranjak keluar kamar, kutengok sekilas jendela kamarku. Kubuka sedikit tirai hijau toska jendela itu. Terlihat langit indah masih membentang menembus keheningan. Raja Malam dengan ditemani bintang-bintangpun tak luput memancarkan keindahan sinarnya. Aku terdiam sejenak, seraya memangku kedua tangan pada kayu jendela, layaknya aktris-aktris disinetron.  Pandanganku tak lepas dari Sang Raja Malam itu. Melamun, entahlah sepertinya melamun adalah salah satu kegemaranku sejak kecil. Memandang dan memandang, begitulah yang kulakukan.
“Indah ...” Gumamku dalam keheningan.  
“Ra cepet ke kamar mandi ambil air wudhu, kita salat subuh berjamaah”.  Disela lamunanku, aku dikejutkan kembali oleh suara sahabatku. Sepertinya aku mulai terhanyut kembali pada lamunanku, sampai melupakan bahwa sudah masuk waktu subuh. Kebiasaan buruk.
“ooh iya iya. Hehe “ Ucapku. Lantas kututup kembali tirai itu, dan menyegerakan diri untuk mengambil air wudhu.
☺☺☺

Kubuka pintu kostan dengan perlahan. Saat ini aku sedang bersiap-siap untuk memulai aktivitasku di kampus. Subhanallah, ternyata pagi telah menyambutku dengan begitu ramah. Mentaripun tak angkuh untuk memperlihatkan keelokannya.

“Namaku Zahra Ainiyah. Keluargaku sering memanggilku ‘Aini’, tapi teman-temanku lebih menyukai memanggilku dengan nama ‘Ara’, alhasil saat ini aku memiliki dua nama panggilan. Layaknya artis papan atas saja, memiliki nama panggilan lebih dari satu.
Alam, satu kata yang selalu mengantarkanku pada dunia bawah sadar. Sebut saja melamun. Terkadang terlintas dalam benak, alasan mengapa aku begitu menyukai alam, mungkin salah satunya adalah karena arti salah satu dari namaku “Ainiyah” yang berarti “Pohon Rimbun Bersemi”. Alasan yang kurang akurat memang, namun itu dapat dijadikan salah satu alasannya”

“Kebiasaan Ara ga pernah berubah ya? Ngelamun terus kerjaannya.” Ucap salah satu teman satu kostku. Lagi dan lagi ucapannya menyadarkan lamunanku. Bagitulah teman satu kostanku, Fatin namanya. Malu rasanya dinobatkan sebagai ‘Gadis Melamun’ olehnya.

Hehe.. iya maaf tin. Hayu kita berangkat” Ucapku ceria.
Kamipun bergegas ke kampus. Sepanjang perjalanan ke kampus, kedua bola mata lebarku ini tak pernah lepas dari pemandangan sekitar. Pohon-pohon rimbun yang bersemi, angin pagi yang berhembus seakan menyapaku, sambil berkata “Selamat Pagi”. Khayalku terlalu berlebihan. Sungguh indah cinta dari-Nya. Semua yang diciptakan sesuai dengan proporsi masing-masing. Layaknya manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mereka ada untuk saling melengkapi satu sama lain.
☺☺☺

 “Kamu lagi lihat foto siapa tin?” Ucapku disaat tak sengaja melirik Fatin yang sedang sibuk melihat foto-foto di laptop doraemonnya itu,  yang entah foto siapa.
 “Ini temanku dari UNSOED. Lihat !! keren yah, perempuan berani naik-naik ke gunung. Aku mah ga akan berani. Hehe” Ucap fatin, sambil menunjuk salah satu foto di laptopnya, dan terlihat foto seorang perempuan yang tertutupi oleh siluet matahari sore sedang memegang bendera. Sepertinya itu bendera organisasinya.
Naik-naik ke gunung? Seperti Ninja Hatori saja hehe” Kataku meledek.
Kamu pernah naik ke gunung ga Ra?” Tanya Fatin kepadaku.
Dengan wajah polos, aku hanya dapat menggelengkan kepala, pertanda bahwa aku belum pernah melakukan itu.
Yah payah kamu. Katanya suka alam, tapi belum pernah ke gunung? ” Ucap Fatin dengan nada memanas-manasi.
Bukannya payah, tapi memang belum pernah ada yang mengajakku untuk naik gunung Tin.” Ucapku lemas.
Hahahaha ... “ Tawa Fatin menggelegar. Membuatku enggan untuk melanjutkan perbincangan. Toh, mencintai alam itu bukan berarti harus naik ke puncak gunungkan?  
☺☺☺

“Pray plus Try”

“Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur terhadap Allah SWT karena berkat keikutsertaan beliu anak-anak didik saya dapat menyelesaikan studinya dikampus tercinta ini. Saya mengucapkan selamat bagi para wisudawati dan wisudawan yang telah sukses meraih asanya dikampus ini dengan kurun waktu yang tidak begitu singkat menurut saya ..........”

Fajar POV

“...... mengucapkan selamat bagi para wisudawati dan wisudawan yang telah sukses ....” ucap Sang rektor.

Tak terasa hari ini aku dapat merasakan nyamannya duduk dikursi sebuah aula yang mewah dengan dekorasi yang dirancang sedemikian rupa indahnya, ditambah dengan kemeja putih berdasi,celana hitam, jas hitam, serta topi toga yang saat ini sedang kupakai. Terlihat tampan bukan? Kalau dibayangkan, saat ini aku tak kalah tampan dengan Lee Minho, aktor dari Korea, bahkan jauh lebih tampan hehe. Oh iya aku hampir lupa memperkenalkan diri, aku Fajar Abdillah, orang-orang biasa memanggilku Fajar. Aku salah satu mahasiswa lulusan PGSD. Kini aku sedang menghadiri acara wisuda, sebuah acara yang paling aku tunggu-tunggu beberapa tahun belakangan ini.  Sebuah acara yang mendeklarasikan keberhasilanku atas usaha-usaha yang aku lakukan sebelumnya. Terkadang, aku hanya dapat tersenyum lebar ketika otak ini mengingat kembali memori-memori tentang masa laluku. Banyak sekali pengalaman hidup yang aku petik beberapa tahun belakangan ini,bila ceritaku ini dibukukan pasti akan menjadi cerita yang bombastis. Kalau saja aku memiliki hobi menulis dan cita-cita untuk menjadi penulis,saat ini mungkin posisiku pasti setaraf dengan ‘bang Andrea Hinata’, menjadi seorang penulis yang berbakat dan sukses, hehe. Namun sayang aku tak terlalu suka menulis.


(5 tahun silam ..)

Author POV

Ruang kelas saat ini sangat gaduh, ditambah dengan kehadiran bu Ratri, seorang guru bimbingan konseling (kalo kita sering sebutnya guru BK) yang memiliki kepribadian yang easy going,jiwa muda (walaupun umurnya tak lagi muda hehe) dan sikapnya yang rendah hati.  
“saat ini kalian sudah kelas 3 SMA kalian harus menentukan rencana kalian selanjutnya, apa saja yang akan kalian lakukan setelah lulus nanti. Apakah kuliah? kerja? atau melanjutkan kepenghulu? Ucap bu Ratri dengan sedikit leluconnya.

Canda tawapun mulai memenuhi ruang kelas. Namun ternyata lelucon bu Ratri tak mampu membuat Fajar sedikit mengakat bibirnya untuk sekadar tersenyum, Fajar terlihat begitu murung dan tak bersemangat.

Aziz POV

“.... apa saja yang akan kalian lakukan setelah lulus nanti. Apakah kuliah? kerja? atau melanjutkan kepenghulu?...” Ucap bu Ratri.
Aku hanya dapat tertawa mendengar lelucon guru energik itu, tak salah bila aku sangat mengidolakan beliau. Dikalimat terakhir beliau,sedikit membuatku perang batin. ‘apa rencana aku selanjutnya setelah lulus, kerjakah?? tidak! Aku belum punya keahlian untuk kerja, apa langsung ke penghulu aja ya? Tidak!! Tidak !! bagaimana kepenghulu, wong pacar aja ga punya (-___-“), pilihan untuk kuliah  kayaknya yang paling mutakhir deh’ Batinku. Setelah mantap menjawab (dalam hati) pertanyaan bu Ratri, aku lantas menoleh ke Fajar teman sebangku-ku, aku ingin menegetahui apa jawaban dia.
“jar,kalo kamu pasti mau ngelanjutinnya kepenghulu ya?? Hehe” ucapku sedikit meledeknya. Namun sayang reaksinya biasa-biasa saja, bahkan terkesan dia tidak mendengarkan gurauanku. Kasihan sekali aku ini (-__-‘).
“kacang .. kacang .. kacang .. kacang  mahal “ ucapku penuh penekanan.
‘BINGO’, dia menoleh. Kenapa ketika aku sebut makanan dia langsung menoleh?ckck
“kamu lagi jualan kacang apa ziz? Tumben banget” (GUBRAKKK ...) ucapnya santai, sambil mengembalikan posisi tubuhnya seperti sebelumnya, seraya kembali kedalam dunia lamunanya .
‘aiissh, lagi kenapa sih ni orang?’ Batinku. Aku memutuskan untuk menanyakannya dilain waktu saja, takut darah tinggiku kambuh.

Fajar POV

“jar,kalo kamu pasti mau ngelanjutinnya kepenghulu ya?? Hehe”
“kacang .. kacang .. kacang .. kacang  mahal “
Begitulah seruntutan kaliamat yang diucapkan teman sebangku-ku ini. Teman sebangku-ku ini memang dikenal sebagai pria yang cukup cerewet. Aku tau dia pasti sangat kecewa karena aku tidak merespon pertanyaanya, dan malah terkesan mengabaikannya, ditambah aku hanya menjawab pertanyaan yang seharusnya tidak aku jawab.

“kamu lagi jualan kacang apa ziz? Tumben banget” ucapku santai, sambil mengembalikan posisi tubuhku seperti sebelumnya, seraya kembali kedalam dunia lamunanku. Seusai aku mengakatan kalimat tersebut, Aziz sudah tidak berkicau lagi, mungkin kalau dia melanjutkan aksinya, darah tingginya akan kambuh.
Sebetulnya aku mendengar pertanyaan yang dia ajukan, tapi aku tak tau ingin menjawab apa. Sebab aku juga masih ‘galau’ ingin memilih yang mana. Aku ingin sekali meneruskan kuliah dan mencapai cita-citaku untuk menjadi seorang dokter spesialis anak, tapi sepertinya itu hanya akan menjadi angan-angan saja dihidupku.

‘uang .. uang .. biaya .. !!!’ itulah masalah utamaku saat ini. Keterbatasan ekonomi ternyata mampu membuat diriku yang selalu semangat berubah menjadi butiran debu yang mudah ditiup begitu saja. (maksudnya gampang goyah gitu). Penghasilan ayahku yang tak memungkinkan setiap bulannya, semakin memperpuruk keyakinanku untuk kuliah, ditambah keberadaan ke 3 adik-adik ku yang saat ini juga sedang haus-hausnya menuntut ilmu disekolah, dan tentunya memerlukan biaya yang tak kalah banyak. Meskipun ibuku membuka usaha menjahit dirumah, namun tetap saja tak cukup untuk mebiayai kuliahku kelak. Ditambah biaya kuliah untuk jurusan kedokteran yang terkenal sangat ‘ekstrim’.
‘huuh kenapa hidup itu memusingkan sekali sih’. Gerutuku dalam hati.