"Kamu udah ada bayangan mau masuk SMA mana?" "Maunya sih SMA 12, tapi jauh dari rumah. Mau masuk SMA 103 aje deh yah .." "Yayah mah nurut aja apa mau pipit" Begitulah sekiranya dialog antara aku dan ayahku saat detik-detik menjelang pendaftaran SMA pasca menerima hasil Ujian Nasional. Hari pendaftaranpun tiba. Setiap peserta diminta untuk mengisi form pendaftaran, dan mencatat 3 pilihan SMA yang akan di pilih. Aku mendatangi pihak yang mengurusi form pendaftaran. dalam kondisi mengantri aku sabar menunggu. Tak lama, giliranku mengambil form tersbut. Aku ingat sekali saat itu petugas menegaskan bahwa form ini hanya diberikan satu untuk setiap peserta, maka kertas tersebut harus dijaga dengan baik. "neng ini formnya setiap peserta cuma diberikan satu ya.." ucap si bapak petugas. "oh iya pak. terimakasih" ucapku mengiyakan. Aku segera bergegas menghampiri ayahku yang dengan setia menungguku di tempat parkir. Aku mulai mengisi form yang diberikan tadi. Saat aku mengisi data pilihan SMA, aku menjadikan SMA 103 menjadi pilihan pertamaku, dan SMA 12 menjadi pilihan terakhirku. Padahal bila dilihat dari passinggrade yang ada, SMA 12 merupakan salah satu SMA favorit di Jakarta. Aku ini aneh bukan??? -_- dan lagi-lagi ayahku menanyakan hal yang sama perihal SMA yang akan kupilih. "Ayah mau nanya lagi, serius mau ke SMA 103? ga mau ke SMA 12 aja?" "Di 12 ga ada temennya ayah" Ucapku mulai lemas "Tapi entah kenapa ayah lebih tenang kamu di 12" "Tapi formnya udah diisi yah, gimana? tadi kata si bapak ini cuma dikasih satu." "oh gitu??? "Coba minta lagi pit .." Dengan hati yang sedikit kecewa, lantas akupun bergegas kembali ke tempat petugas. Dan menuruti permintaan ayah untuk meminta kembali form. Dan Amazingnya, ternyata aku diberi form itu. Sepertinya, akibat banyaknya orang disana, sehingga petugas tak hafal bahwa aku sebelumnya sudah mengambil form tersebut. Sedikit menyalahi aturan memang. Namun apa daya. Apakah ini yang dinamakan takdir??? Dengan wajah yang sedikit aku ceria-ceriakan, aku menghampiri ayahku. Wajah penuh harap. Itulah yang bisa aku simpulkan saat aku mengatakan pada ayah bahwa aku mendapakan kembali form. Mencoba untuk ikhlas. Aku perlahan mengisi kembali form itu, dan mengubah kembali pilihan. Menengok sekilas raut wajahnya. Tersenyum. Indah sekali. Ya aku percaya inilah yang terbaik. Ikhlas. :)
Ini adalah pengalaman kedua saya mengajar. Banyak tawa canda yang terukir disana :) _SDN Melonga Asih _ @@@ Banyak hal yang terjadi saat saya observasi di sekolah ini. Ini adalah sekolah kedua saya melakukan kegiatan belajar mengajar dengan anak Sekolah Dasar , setelah yang pertama di daerah Cibodas, lantas yang ini saya melakukan simulasi mengajar di SDN Melong Asih. Mungkin kalian bertanya, ngapain sih observasi sampe ke daerah Cijerah don?? di deket UPI juga banyak. Jawabannya sederhana, karena sistem perizinan untuk observasi di Sekolah Dasar itu tak semudah terjun dari lantai 3 -_- . Birokrasi yang menyulitkan, sampai terkadang ada sedikit rasa jengkel yang menempel disini. Ada beberapa kejadian di sini yang membuat saya jadi tau bahwa karakter setiap anak-anak itu berbeda. Kejadiannya kaya permen Nano, ada asin ada asem ada manis. Mulai dari kejadian lucu, haru, sampai membuat harus berulang kali mengelus-ngelus dada (sabaaaarr ..). Dengan kata lain, intinya kita harus mampu masuk ke dalam dunia mereka. @@@
@@@
Hari itu saya dan teman saya mengajarkan anak-anak tentang menggambar menggunakan teknik montase dan membuat pameran karya dalam bentuk diorema. Cukup sulit sebetulnya. Tapi saya bangga ternyata mereka dapat melakukannya. Jumlah siswa di kelas itu sekitar 30 orang. Saya berinisiatif untuk membagi mereka pada 4 kelompok besar. Dua kelompok untuk montase, duanya lagi untuk kelompok diorema. Disini dengan maksud agar mereka dapat mempelajari bagaimana rasanya belajar secara berkelompok. Mereka cukup antusias saat saya membagi kelompok. Antusias mereka yang berlebih membuat saya kewalahan menanganinya. (maksudnya mereka itu lari sana lari sini -_-) Dan yang paling wewnya saya dipanggil "ibu" sama mereka. Mereka sopan sekali yaa .. :)
Bukan hanya menghadapi anak-anak yang lari sana sini. Tapi ternyata saya juga harus menghadapi anak perempuan yang tiba-tiba berantem, dan alhasil ada yang nangis deh, maklum anak peremuan itu memang sedikit sensitif #eh :D (dan seketika saya mau teriaaaaaaak ... !! >.<)
Saya pikir cukup hanya sampai situ aja, ternyata eh ternyata di akhir pembelajaranpun ada saja hal-hal unik yang mereka lakukan, sampai gemes sendiri ngadepinnya -_-
"ade-ade ibu punya beberapa majalah bobo nih, siapa yang mau"
"sayaaaaa buu !!" Ucap mereka bersamaan.
"Tapi ada syaratnya, kalian harus jawab pertanyaan ibu dulu. Nanti yang bisa jawab bisa ambil majalah bobo ini" Ucap saya menjelaskan.
"Siaaaaap bu !!" Ucap mereka lagi antusias.
Ternyata tanya jawab dengan mereka tidak semudah yang saya bayangkan. Banyak diantara mereka yang iri karena tak mendapat kesempatan untuk menjawab. Alhasil ada murid yang jengkel, hingga keluar kelas. Adapula murid yang meminta saya untuk membawa majalah bobo lebih banyak lagi. (omaygaaaaaat >.<)
Ini pengalaman observasi saya yang paling unik sejagad raya. haha