X : Namun sayang apapun yang kau
lakukan tak mampu menumbuhkan perhatianku padamu ...
Y : Tak apalah dirimu tak
menumbuhkan rasa perhatianmu padaku tapi bagiku menuggu sebuah perhatian darimu
adalah sebuah anugerah yang luar biasa indahnya.
X : Menyentuh hati sekali kata2mu,
tpi ingat satu hal, jangan menunggu hal2 yg tidak pasti kawan.
Y : Beranilah bermimpi kawan,
ingatt harapan itu masih ada, batu sekeras apapun akan terbelah oleh lembutnya
sang air
X : Tapi jangan jadikan mimpimu
hanya sebatas tulisan di atas pasir pantai. yang saat terkena arus ombak
nantinya akan cepat hilang.
Y : Benar apa katamu kawan, tapi
akan kutuliskan mimpi itu diatas batu agar tak pernah hilang dalam ingatan
X : Tapi apakah kau yakin tulisan
itu akan tetap kekal?? ingat, alam itu amat keras kawan. bahkan superhero pun
tak mampu melawannya.
Y : Tanpa keberanian apapun akan
takut jika menghadapinya kawan, tapi masukanlah mimpi itu ke dalam hatimu dan
pikirkanlah apa yang membuatmu yakin dan rasakan, superhero boleh lebih kuat
tapi hati ini lebih lembut dari apa yang kau kira.
X : Itulah hal tersulit. mencari sebuah keberanian. kita mampu mengukir impian2 indah itu, namun dalam realitanya kita hanya mampu menjadi lakon yg bersembunyi dibalik layar. hati boleh lembut, namun terkadang kelembutan itu yg mnjadi batu penghalang.
Y : kata sulit hanya diperuntukkan
untuk org2 yang lemah dan tak mau berusaha bangkit. mencoba itulah yg
menjadikan tolok ukur membuat kita meraih impian itu. kelembutan memang
disebut2 sbg batu penghalang tetapi tanpa kelembutan hancurlah mimpi2 itu.
X : Ironis sekali bila seseorang
bermimpi tanpa adanya usaha untuk bangkit. niat awal menggapai mimpi2 itu
memang sudah tersusun dgn amat indah, namun dlm prosesnyalah yg terkadang
membuat kita ragu untuk melangkah lebih jauh lg. optimis itu pasti akan selalu
tertanam abadi. namun realitas kehidupan menjadi jawaban kontra dlm keoptimisan
itu.
Y : Hmm, proses !!! Lucu sekali jika
kita menanggapi sebuah proses tanpa memperhatikan sentuhan akhir yang manis.
Berbicara tentang optimis dan tidak optimis, realita membuktikan memang
berpihak kepada yg namanya kepercayaan diri itu sndiri, yaa percaya diri itulah
yang menumbuhkan benih2 keoptimisan tersebut.
X : Miris
ketika hanya memikirkan sentuhan akhir yang manis. karna dalam kenyataannya
akhir yang manis itu belum tentu pasti. manis atau pahit. kepastian kepastian
dan kepastian, satu hal yg riskan sekali utk diperbincangkan. percaya diri itu
memang suatu kebutuhan. optimis tanpa adanya percaya diri itu bagai makan sayur
tanpa garam
Y : Ya
benar, tapi sentuhan akhir itu akan muncul ketika proses yang kita pikirkan
dengan matang maka akan kita rasakan akhirnya. bayangkan, jika kita
merencanakan sesuatu tanpa ada sentuhan akhir, mungkin kita akan trus berkutat
dengan yang nmanaya proses terus menerus, " Bosan " ya kata inilah yang akan
muncul setelah prosesnya itu, "gagal" inilah kelanjutan yang membuat
kita melupakan titik akhir yang kita capai, memang sentuhan akhir itu tabu adanya
akan tetapi hal inilah yg menjadi patokan untuk kita terus berjuang. optimis dan percaya
diri mampu saling mengisi satu sama lain, apa jadinya jika makan roti tanpa ada
rotinya
X : Konsep
sudah terpikir secara matang. tapi fakta yang trjd adalah "theory yes, action
no"!!, sebuah ungkapan yang terkadang membuat perut merasa tergelitik bila
mndengarnya. kita terkesan terlalu haus akan akhir yg manis. kita harus berpikir
universal, tidak dalam satu aspek. berjuang, satu kata sakral yang mampu
membangkitkan semangat yang sempat punah, mampu mengubur lelah2 yang tiada batas.
Y : Fakta yang terjadi !!! sejauh apa kita melihat fakta
itu, mungkin hanya sebuah rekaan saja tanpa melihat lebih dalam bagaimana kita
seharusnya menilai seseorang. "terkesan haus akan akhir yg manis "
mungkin itu hanyalah sedikit bumbu nasi goreng sepiring, padahal kita juga harus
memperhatikan bumbu2 yg ada di gerobak mamang nasi goreng yg cakupannya lbih
banyak. ya benar kata berjuang harus diutamakan tapi tanpa dicampur dengan yang
namanya semangat terasa hampa akhirnya.
X : “Para pemburu Syurga tidak akan berhenti pada tahap
mimpi. Ada asa yang harus diwujudkan. Ada pengorbanan yang harus dikeluarkan.
Ada amal dan karya nyata yang harus dipersembahkan….”
0 komentar:
Posting Komentar