Label

“Pray plus Try”

Minggu, 05 Januari 2014

“Pertama-tama saya ingin mengucapkan puji dan syukur terhadap Allah SWT karena berkat keikutsertaan beliu anak-anak didik saya dapat menyelesaikan studinya dikampus tercinta ini. Saya mengucapkan selamat bagi para wisudawati dan wisudawan yang telah sukses meraih asanya dikampus ini dengan kurun waktu yang tidak begitu singkat menurut saya ..........”

Fajar POV

“...... mengucapkan selamat bagi para wisudawati dan wisudawan yang telah sukses ....” ucap Sang rektor.

Tak terasa hari ini aku dapat merasakan nyamannya duduk dikursi sebuah aula yang mewah dengan dekorasi yang dirancang sedemikian rupa indahnya, ditambah dengan kemeja putih berdasi,celana hitam, jas hitam, serta topi toga yang saat ini sedang kupakai. Terlihat tampan bukan? Kalau dibayangkan, saat ini aku tak kalah tampan dengan Lee Minho, aktor dari Korea, bahkan jauh lebih tampan hehe. Oh iya aku hampir lupa memperkenalkan diri, aku Fajar Abdillah, orang-orang biasa memanggilku Fajar. Aku salah satu mahasiswa lulusan PGSD. Kini aku sedang menghadiri acara wisuda, sebuah acara yang paling aku tunggu-tunggu beberapa tahun belakangan ini.  Sebuah acara yang mendeklarasikan keberhasilanku atas usaha-usaha yang aku lakukan sebelumnya. Terkadang, aku hanya dapat tersenyum lebar ketika otak ini mengingat kembali memori-memori tentang masa laluku. Banyak sekali pengalaman hidup yang aku petik beberapa tahun belakangan ini,bila ceritaku ini dibukukan pasti akan menjadi cerita yang bombastis. Kalau saja aku memiliki hobi menulis dan cita-cita untuk menjadi penulis,saat ini mungkin posisiku pasti setaraf dengan ‘bang Andrea Hinata’, menjadi seorang penulis yang berbakat dan sukses, hehe. Namun sayang aku tak terlalu suka menulis.


(5 tahun silam ..)

Author POV

Ruang kelas saat ini sangat gaduh, ditambah dengan kehadiran bu Ratri, seorang guru bimbingan konseling (kalo kita sering sebutnya guru BK) yang memiliki kepribadian yang easy going,jiwa muda (walaupun umurnya tak lagi muda hehe) dan sikapnya yang rendah hati.  
“saat ini kalian sudah kelas 3 SMA kalian harus menentukan rencana kalian selanjutnya, apa saja yang akan kalian lakukan setelah lulus nanti. Apakah kuliah? kerja? atau melanjutkan kepenghulu? Ucap bu Ratri dengan sedikit leluconnya.

Canda tawapun mulai memenuhi ruang kelas. Namun ternyata lelucon bu Ratri tak mampu membuat Fajar sedikit mengakat bibirnya untuk sekadar tersenyum, Fajar terlihat begitu murung dan tak bersemangat.

Aziz POV

“.... apa saja yang akan kalian lakukan setelah lulus nanti. Apakah kuliah? kerja? atau melanjutkan kepenghulu?...” Ucap bu Ratri.
Aku hanya dapat tertawa mendengar lelucon guru energik itu, tak salah bila aku sangat mengidolakan beliau. Dikalimat terakhir beliau,sedikit membuatku perang batin. ‘apa rencana aku selanjutnya setelah lulus, kerjakah?? tidak! Aku belum punya keahlian untuk kerja, apa langsung ke penghulu aja ya? Tidak!! Tidak !! bagaimana kepenghulu, wong pacar aja ga punya (-___-“), pilihan untuk kuliah  kayaknya yang paling mutakhir deh’ Batinku. Setelah mantap menjawab (dalam hati) pertanyaan bu Ratri, aku lantas menoleh ke Fajar teman sebangku-ku, aku ingin menegetahui apa jawaban dia.
“jar,kalo kamu pasti mau ngelanjutinnya kepenghulu ya?? Hehe” ucapku sedikit meledeknya. Namun sayang reaksinya biasa-biasa saja, bahkan terkesan dia tidak mendengarkan gurauanku. Kasihan sekali aku ini (-__-‘).
“kacang .. kacang .. kacang .. kacang  mahal “ ucapku penuh penekanan.
‘BINGO’, dia menoleh. Kenapa ketika aku sebut makanan dia langsung menoleh?ckck
“kamu lagi jualan kacang apa ziz? Tumben banget” (GUBRAKKK ...) ucapnya santai, sambil mengembalikan posisi tubuhnya seperti sebelumnya, seraya kembali kedalam dunia lamunanya .
‘aiissh, lagi kenapa sih ni orang?’ Batinku. Aku memutuskan untuk menanyakannya dilain waktu saja, takut darah tinggiku kambuh.

Fajar POV

“jar,kalo kamu pasti mau ngelanjutinnya kepenghulu ya?? Hehe”
“kacang .. kacang .. kacang .. kacang  mahal “
Begitulah seruntutan kaliamat yang diucapkan teman sebangku-ku ini. Teman sebangku-ku ini memang dikenal sebagai pria yang cukup cerewet. Aku tau dia pasti sangat kecewa karena aku tidak merespon pertanyaanya, dan malah terkesan mengabaikannya, ditambah aku hanya menjawab pertanyaan yang seharusnya tidak aku jawab.

“kamu lagi jualan kacang apa ziz? Tumben banget” ucapku santai, sambil mengembalikan posisi tubuhku seperti sebelumnya, seraya kembali kedalam dunia lamunanku. Seusai aku mengakatan kalimat tersebut, Aziz sudah tidak berkicau lagi, mungkin kalau dia melanjutkan aksinya, darah tingginya akan kambuh.
Sebetulnya aku mendengar pertanyaan yang dia ajukan, tapi aku tak tau ingin menjawab apa. Sebab aku juga masih ‘galau’ ingin memilih yang mana. Aku ingin sekali meneruskan kuliah dan mencapai cita-citaku untuk menjadi seorang dokter spesialis anak, tapi sepertinya itu hanya akan menjadi angan-angan saja dihidupku.

‘uang .. uang .. biaya .. !!!’ itulah masalah utamaku saat ini. Keterbatasan ekonomi ternyata mampu membuat diriku yang selalu semangat berubah menjadi butiran debu yang mudah ditiup begitu saja. (maksudnya gampang goyah gitu). Penghasilan ayahku yang tak memungkinkan setiap bulannya, semakin memperpuruk keyakinanku untuk kuliah, ditambah keberadaan ke 3 adik-adik ku yang saat ini juga sedang haus-hausnya menuntut ilmu disekolah, dan tentunya memerlukan biaya yang tak kalah banyak. Meskipun ibuku membuka usaha menjahit dirumah, namun tetap saja tak cukup untuk mebiayai kuliahku kelak. Ditambah biaya kuliah untuk jurusan kedokteran yang terkenal sangat ‘ekstrim’.
‘huuh kenapa hidup itu memusingkan sekali sih’. Gerutuku dalam hati.


Author POV

Waktu terus berjalan, bulan berganti bulan, ujian sekolah dan ujian nasionalpun telah usai dilaksanakn, hingga tiba saatnya dimana Fajar dan Aziz mendapat gelar kelulusan di SMA. Tak dapat dipungkiri betapa bahagianya mereka sebab selain mendapat gelar lulus, mereka berdua juga mendapatkan gelar siswa berprestasi.

Gelar lulus dan siswa berprestasi telah mereka dapatkan, lantas apa yang akan mereka lakukan setelah ini??
Keberuntungan untuk Aziz, sebab dia diterima disalah satu universitas pendidikan ternama di Bandung dengan jurusan Pendidikan ilmu komputer melalui jalur SNMPTN undangan. Prestasi yang gemilang bukan?
Lantas bagaimana dengan Fajar??

Dia, Fajar, saat ini sedang menatap kagum kearah sahabatnya dari kursi yang ia duduki. Ada rasa senang, dan kagum karena dia memiliki sahabat yang sangat ‘amazing’. Namun ada pula sedikit kekecewaan yang sangat mendalam, karena saat ini dia tidak dapat berdiri berdampingan dengan sahabatnya itu, dan mengucapkan serangkaian ucapan terima kasih, seperti yang sedang dilakukan Aziz saat ini. Ya dapat disimpulkan bahwa Fajar tidak sukses mendapatkan jurusan yang didamba-dambakannya melalui jalur SNMPTN undangan, dan itu menandakan bahwa dia harus lebih berusaha lagi di SNMPTN tulis nanti.

Aziz POV

‘Hari ini akan ada pengumuman SNMPTN tulis, aku berharap Fajar mendapatkan yang terbaik
‘ Batinku, seraya membawa laptop menuju rumah Fajar.
Setiba dirumah Fajar aku disambut begitu ramah oleh ibunya, ditambah dengan teriakan-teriakan lucu ketiga adik Fajar.
‘aigoo lucu sekali kalian itu’ ucapku seraya masuk kedalam rumah Fajar, rumah yang menurutku sangat sederhana, namun auranya sangat tidak sederhana. Selalu membuatku nyaman.
“kamu udah liat pengemumunanya belom jar?” tanyaku memulai pembicaraanya. Kulihat dia hanya menggeleng, nampak sekali raut wajah yang deg-degan hehe
“udah ga usah takut, percaya deh kamu pasti dapet hehe” ucapku meyakinkan Fajar, sambil mencoba menyalakan laptop yang kubawa dan mulai mengkoneksikan keinternet. Perlahan aku memasukan nama serta nomor ujiannya. Terlihat jelas kepanikan pada wajah Fajar, jangankan Fajar, aku saja panik (-__-‘).

Fajar Abdillah
022118877

Aku pun menekan ENTER .., 

setelah itu akupun tak dapat berkata apa-apa lagi, ingin pingsan rasanya tubuh ini usai membaca pengumuman tersebut. Kulihat fajar juga sangat syok, bahkan aku jamin syoknya 10 kali lipat dariku.

Fajar POV

Sungguh aku sangat was-was. Perasaanku saat ini sangat cmpur aduk, antara deg-degan, takut, dan penasaran terangkum sudah dalam otak dan hatiku. Saat Aziz menekan tombol ENTER aku hanya dapat menutup mataku karena taku.

Dan,, JEEDEEERR ..... !!
Fajar Abdillah : 022118877
Maaf, anda belum diterima dijurusan yang anda pilih....
 Tetap SEMANGAT!!

Begitulah serangkain kalimat yang aku baca dari pengumuman itu. Bagaikan tersambar petir, lalu jatuh dan tertusuk belati panas. Rasanya itu sakit sekali. Aku hanya dapat terduduk lemas dilantai rumahku, ingin menangis namun tidak bisa. Aku merasakan ada tangan yang mengusap-usap pundakku. Ya, Aziz saat ini sedang mencoba untuk menenangkanku, tapi sepertinya tidak berhasil. Air mataku malah terkulai begitu saja.
‘miris banget aku ini, SNMPTN undangan ga dapet, eh sekarang SNMPTN tulispun aku ga dapet juga. Aku mau kuliah dimana?? Sedangkan kalau aku ikut Ujian Mandiri pasti membutuhkan biaya yang sangat sangat sangat mahal ..... ‘ Batinku.
Ku dengar Aziz terus saja memberikan perkataan-perkataan yang positif, dan alhasil perkataannya mampu membuat tangisanku perlahan mereda.

Aziz POV

Aku masih tidak percaya bahwa sahabatku ini harus mendapatkan kegagalan untuk yang kedua kalinya. Hidup ini memang tak bisa kita tebak. Allah itu memang pengatur segalanya. Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada hari esok. Kita tak pernah dapat menghendaki segala sesuatu, karena tugas kita hanya dapat merencanakan dan berusaha agar rencana itu dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai sebelumnya.

Aku perlahan menenangkan fajar yang saat ini sedang terguncang batinnya.
“sabar jar, inget ga ada istilah bahwa kegagalan itu adalah awal dari kesuksean?? Anggap aja sekarang kamu lagi di uji jar, Allah lagi merancang sesuatu yang indah buat kamu. Tapi sesuatu yang indah itu belum bisa dikasihNya saat ini, mungkin dilain waktu. Dan disini kamu lagi dituntut untuk sabar menunggu. So jangan patah semangat. Dan selalu percaya bahwa Allah ga pernah membuat hambanya sengsara, go go go semangat !!!! ucapku penuh semangat seraya menepuk-nepuk pnudaknya. Hal ini aku lakukan untuk mengembalikan semangatnya.

Fajar POV

“.... go go go semangat !!!” itulah kalimat motivasi yang diberikan Aziz untukku. Beliau memang sosok sahabat yang sangat aku kagumi.
“makasih ziz. Ehhmm kayaknya aku ga akan ikut UM deh” ucapku.
“loh? Kenapa? Tanyanya keheranan
“ikut UM itu mahal tau, aku dapet duit dari mana. Kan kamu tau sendiri masuk kedokteran jalur UM itu mahal banget, kayaknya aku mau ikut SNMPTN yang tahun depan aja deh.” Ucapku penuh keyakinan.
“kamu serius??” tanyanya lagi. Dan aku hanya mengangguk dengan mantap. Kemudian terlihat seulas senyuman dari bibir Aziz, dan itu membuat aku semakin tenang.
“oke aku selalu mendukung setiap keputusan kamu jar, dan insyaAllah ada jalan ... hehe “
Aku hanya bisa tertawa mendengar ucapan terakhirnya itu.

Author POV

Aziz mulai menjalankan aktivitasnya di kampus barunya itu, aziz yang aktif diorganisasi dan cerdas dalam bidang akademik, ternyata mampu menyeretnya kembali untuk menjadi salah satu mahasiswa teladan dijurusannya.

Bagaimana dengan Fajar??
Pasca pengumuman SNMPTN tulis waktu itu, dia bertekad untuk mengikuti SNMPTN tulis tahun depan, dengan catatan dia harus menggunakan uangnya sendiri, alhasil saat ini dia sedang gemar-gemarnya mencari uang untuk kuliahnya tahun depan. Dengan modal kecerdasannya saat SMA dulu, saat ini mengajar ‘door to door’ menjadi pekerjaan tetapnya, menjadi kasir disebuah mini marketpun dia jalani.
Waktu terus berjalan, komunikasi Fajar dengan Azizpun sedikit tersendat akibat kesibukan didunia mereka masing-masing.

(1 tahum kemudian )

Fajar POV

‘akhirnya bisa juga kuliah hehe ...’ Batinku
Aku berjalan perlahan menelusuri kampus baruku ini, tak terbayangkan bagaimana bahagianya aku ini yang pada akhirnya dapat berkuliah di universitas megah ini. Entah mengapa saat ini sedang ingin sekali bertemu dengan Aziz, sebab sudah beberapa bulan ini aku tidak komunikasi denganya.
“Fajar !!!” ku dengar ada seseorang yang memanggilku, perlahan ku tolehkan kepalaku kesamping mencari sumber suara. Dan ternyata ,,,
“Aziz !! teriaku histeris, sambil perlahan memeluknya.
“sedang apa kau disini? Sudah lama kita tidak bertemu jar” ucapnya
“lagi kuliah laah” ucapku santai, kuliahat dia cukup tercengang mendengar jawabanku itu.
“serius?? Eh tapi disinikan ga ada jurusan kedokteran jar” ucapnya keheranan
“Ya emang gak ada, aku ngambil jurusan PGSD ziz”
“Kok bisa??” tanyanya lagi
“Ya bisalah, kan PGSD berkutat sama anak-anak juga hehe”
“oh iya ya, bagus deh kalo gitu. Berarti PGSD itu yang terbaik untuk kamu jar.” Ucapnya dan aku hanya tersenyum lebar mendengarnya. Ya aku percaya bahwa PGSD adalah yang terbaik untukku.

Author POV

Fajar yang terpuruk dimasa lampau, kini kemabali bersinar. Semangatnya kembali terasah. Cita-citanya semakin tinggi. Begitu banyak hal-hal positif yang dia lakuakan dikampus, dari mulai mengikuti organisasi didalam lingkungan kampus hingga keluar kampus. (strong bangetkan?? Hehe). Prestasi akdemiknya pun patut diacungkan jempol. Sikapnya yang cekatan, rajin, dan cerdas mampu memboyong dirinya menjadi mahasiswa yang ‘super’

Dulu ekonomi yang selalu membuat semangatnya turun, kini hal-hal seperti itu tidak mampu lagi mematahkan semangatnya. Karena dia percaya bahwa Allah akan selalu memberi jalan yang terbaik untuk dirinya, selama dia mau sabar menunggu dan terus melakukan hal-hal yang baik.
(Kembali ke masa sekarang ...)

Author POV

“Tak ada kata-kata yang dapat saya ucapkan, selain kata terima kasih dan puji syukur saya kepada Allah swt dan terima kasih juga untu keluarga dan sahabat saya Aziz ......”
Begitulah ucapan terima kasih fajar kepada orang-orang yang ikut serta dalam mencapai kesuksesannya saat ini. Ada kata positif yang menjadi acuannya hingga saat ini, yaitu ,,
“Laksanakan, atau Tergantikan ,,,,”
END
           



0 komentar:

Posting Komentar